Mungkinkah kita bisa terpecah karena SARA ??
relakah kita terpecah karena SARA ??
begitu sensitifnya persoalan ini dari tahun ke tahun
begitu sensitifnya kata ini
bisakah kita bergandeng tangan bersatu tanpa melihat :
apa warna kulit kita
apa warna agama kita
apa suku kita
alangkah indahnya, ketika kita bisa memahami dan mencerminkan toleransi
alangkah indahnya, ketika kita bisa saling bertenggang rasa
alangkah indahnya, ketika kita tidak saling menyerang dengan SARA
ketika, muslim dan kristen bergotong royong
ketika, kristen dan katolik saling berpelukan
ketika, hindhu dan budha saling bertegur sapa
ketika, muslim, kristen, hindhu, budha, katholik dan konghucu duduk bersama
minum secangkir teh atau kopi sambil diiringi tawa tawa lepas
bukankah indah ketika kita melihat pemuda yang bahkan mengenakan peci,
membantu pemuda dengan berkalung salib
bukankah indah ketika kita melihat tawa lepas warga komplek ketika melakukan
bersih bersih lungkungan tanpa melihat SARA
kita duduk bersama melihat satu langit
kita bergandeng bersama melihat indahnya pantai
kita berpelukan dengan derai air mata haru kebahagiaan
dan kita berbaris rapi memberi hormat pada bendera perdamaian
tangis ini..
jiwa ini..
emosi ini..
habis.. habis sudah hanya untuk satu hal ini
lihatlah anak anak kecil kita bermain dan tertawa lepas
lihatlah mereka kebahagiaan mereka ketika bersama
lihatlah tawa lpeas mereka tanpa bertanya,
apa agamamu ? apa sukumu ?
hitam, putih, kuning langsat
kita semua satu..
satu tujuan.
satu cinta..
satu harapan..
KEBAHAGIAAN!!!
letakkan senjata kita, letakkan emosi kita
letakkan amarah kita, letakkan sesintivitas kita
mari bergandeng tangan,
mari berpelukan,
mari kita tertawa lepas,
cinta,
kasih,
biarkan cinta itu mengalir dan biarkan kasih itu membebat setiap kita
i love you Indonesia ku !!
sumber foto : google.com
No comments:
Write comments